Apa yang Terjadi pada Tubuh saat Berhenti Minum Manis? Ini Dia

10/09/2025 18:32:06 WIB 6
Shutterstock

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Minuman yang manis sudah menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari banyak orang. Apalagi minuman dan kudapan tradisional di Indonesia juga banyak yang menggunakan gula.

Mulai dari jajanan di pinggir jalan hingga hingga minuman kemasan, ada banyak jenis minuman manis kerap dikonsumsi untuk menyegarkan tubuh. Tetapi, di balik rasanya yang nikmat, asupan minuman manis yang berlebihan ternyata berdampak buruk bagi kesehatan tubuh.

Konsumsi gula berlebih dari minuman manis bisa memicu obesitas dan diabetes tipe-2. Oleh karena itu, membatasi atau bahkan berhenti konsumsi minuman manis jadi penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang.

Lalu, apa yang akan terjadi pada tubuh saat kamu memutuskan berhenti mengonsumsi minuman manis? Simak penjelasan berikut ini.

Menurut dokter spesialis gizi di RS Melinda Bandung, Johanes Casay Chandrawinata, tubuh akan mulai merasakan manfaat positif setelah asupan gula dari minuman manis dikurangi.

"Tubuh akan terasa lebih segar dan sehat karena asupan gula dari minuman manis ini berkurang," ujar Johanes dikutip dari CNNIndonesia.com, Rabu (27/8/25).

Pada awalnya, kamu mungkin akan mengalami rasa lemas dan kurang berenergi. Hal ini wajar terjadi, karena tubuhmu sedang menyesuaikan diri dengan penurunan asupan gula secara drastis.

Gula memang sering digunakan sebagai sumber energi cepat oleh tubuh. Namun, rasa lemas ini bukan berarti gula darahmu rendah secara berbahaya.

"Bukan berarti orang tersebut kekurangan gula darah, karena tubuh yang sehat menjaga ketat kadar gula darah dalam batas normal," tuturnya.

Biasanya, setelah 7 hingga 10 hari tanpa minuman manis, tubuh mulai beradaptasi dan kamu akan merasakan energi yang lebih stabil. Pada fase ini, tubuh justru akan terasa lebih bugar dan segar dibandingkan sebelumnya.

Tak hanya itu, berhenti konsumsi minuman manis juga dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah. Trigliserida yang tinggi berisiko memicu strok, serangan jantung, dan berbagai masalah kardiovaskular lainnya.

Share this post