Beras Mengandung Arsenik, Apakah Membahayakan? Ini Kata Ahli

07/10/2025 12:44:58 WIB 10
Ilustrasi

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Beras menjadi salah satu sumber pokok masyarakat Indonesia. Tapi konon, beras mengandung arsenik. Namun, perlukah khawatir terhadap nasi yang kita makan?

Pada Mei lalu, sebuah laporan diterbitkan oleh organisasi Healthy Babies Bright Futures. Laporan mengevaluasi paparan logam berat yang ditemukan dalam beras di Amerika Serikat (AS). Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran atas kadar arsenik.

Ahli gizi, Malina Malkani mengatakan, arsenik dianggap sangat berbahaya di banyak negara. Arsenik sendiri secara alami ditemukan dalam air tanah pada tingkat tinggi.

"Paparan [tinggi arsenik] tidak hanya melalui air minum, tapi juga melalui tanaman yang diairi dengan air yang terkontaminasi," ujar Malkani dikutip dari Eating Well, Senin (6/10/25).

Menurutnya, paparan berulang dari waktu ke waktu terutama sejak usia muda dapat meningkatkan risiko kanker, diabetes, penyakit kardiovaskular, hingga kematian dini.

Tak cuma di Indonesia, beras juga menjadi makanan pokok di banyak negara. Tapi, perlukah kita khawatir akan keberadaan arsenik di dalam beras?

Arsenik sendiri merupakan unsur alami yang ditemukan di lingkungan, termasuk di udara, air, dan tanah. Ada dua bentuk arsenik: organik dan anorganik. Arsenik yang ditemukan dalam air terkontaminasi dikaitkan dengan dampak buruk bagi kesehatan.

Tanaman yang ditanam di tanah--termasuk beras--yang terkontaminasi dan daging dari beberapa hewan yang memakan tanaman tersebut ditemukan mengandung arsenik anorganik.

Sementara makanan laut dan ikan dikenal sebagai sumber arsenik organik yang tidak terlalu berbahaya. Air yang terkontaminasi jadi salah satu jalur masuknya arsenik ke dalam beras. Tapi, itu bukan satu-satunya cara arsenik memengaruhi makanan kita.

Ahli gizi, Sharon Palmer mengatakan, bahwa di beberapa wilayah tanah, seperti di AS bagian tenggara, terdapat lebih banyak arsenik karena sejarah produksi kapas yang mengharuskan penggunaan pestisida berbasis arsenik.

"Akibatnya padi dapat mengandung lebih banyak arsenik daripada makanan lain karena produksi pagi mengharuskan penggenangan lahan, sehingga meningkatkan kemungkinan arsenik diserap oleh akar ke dalam tanaman dan biji-bijian," terang Palmer.

Share this post