Menteri Sri Mulyani Sebut Aliran Modal Masuk Bikin Rupiah Menguat

29/07/2025 10:55:21 WIB 19
Antaranews

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Menkeu (Menteri Keuangan), Sri Mulyani Indrawati, SE, M.Sc., Ph.D., menyebut aliran modal masuk yang tetap terjaga, persepsi positif investor terhadap fundamental perekonomian nasional Indonesia, hingga kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) berkontribusi dalam penguatan nilai tukar rupiah.

“Tren penguatan rupiah didukung aliran modal masuk yang terjaga serta persepsi positif investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia. Konversi valuta asing (valas) ke rupiah oleh eksportir pasca penerapan kebijakan penguatan DHE SDA juga turut mendukung apresiasi nilai tukar rupiah,” ujarnya, dilansir dari laman Antaranews, Senin (28/7/25).

Dalam kesempatannya, ia menjelaskan nilai tukar rupiah di pasar off shore non-deliverable forward (NDF) sempat mengalami tekanan tinggi akibat ketidakpastian ekonomi global pada awal kuartal II-2025.

Untuk merespons kondisi itu, Bank Indonesia (BI) mengintervensi pasar valas, termasuk di pasar off shore NDF, secara berkesinambungan.

Pada 30 Juni 2025, nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp16.235 per dolar AS, menguat tajam dibandingkan posisi rupiah yang sempat melemah hingga Rp16.865 per dolar AS pada April 2025 ketika tarif resiprokal AS diumumkan. Per 25 Juli 2025, nilai tukar rupiah relatif stabil pada level Rp16.315 per dolar AS.

Sri Mulyani, menyebut tren penguatan nilai tukar rupiah merupakan hasil konsistensi kebijakan stabilisasi oleh BI di tengah masih tingginya ketidakpastian global.

“Ke depan, nilai tukar diperkirakan stabil didukung oleh komitmen BI,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan nilai tukar (kurs) rupiah berpotensi menguat seiring harapan kesepakatan tarif ke depan menyusul perjanjian antara Uni Eropa (UE) dengan Amerika Serikat (AS).

“Namun, penguatan mungkin terbatas dan juga ada potensi berbalik melemah mengingat pekan ini investor mengantisipasi sikap hawkish The Fed dalam FOMC (Federal Open Market Committee),” jelasnya.

Di sisi lain, potensi penguatan kurs rupiah diprediksi terbatas karena The Fed diduga takkan memangkas suku bunga dan Gubernur Bank Sentral AS bakal kembali mengeluarkan pernyataan hawkish terkait inflasi.

Share this post